Selasa, 18 September 2012

Yuk Sedekah Biar Punya Anak (bag 2)


Setelah di artikel bagian 1 saya menulis testimoni pengalaman tetangga saya tentang hubungan sedekah dan punya anak, sekarang di artikel bagian 2 ini saya mau menulis tentang pengalaman saya sendiri terkait dengan kehamilan anak kedua.

Kami menunggu kehadiran anak kedua itu cukup lama, sama dengan waktu saat menunggu anak pertama, yakni 7 tahunan. Anak pertama saya (Nisa) usia 7 tahun sekarang kelas 1 SD, sedangkan adiknya saat ini (Sept 2012) usia 8 bulan di kandungan istri.

Nisa mengamati anak2 panti yg sdg buka puasa
Bulan Januari 2012, Nisa ulang tahun. HUT yang ke 6 itu kami adakan di panti asuhan Yusufiyah di Desa Cipawon, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. Kebetulan hari itu hari Kamis sehingga anak-anak panti sedang melaksanakan puasa sunnah Kamis. Sehingga kedatangan kami memang ditunggu-tunggu.

Kebetulan hubungan  kami dengan pengasuh panti, Bapak dan Ibu Yusuf, sudah terjalin baik sejak lama. Singkat cerita, sore itu kami datang sambil membawa dus berisi nasi untuk buka puasa anak-anak dan pengasuh panti. Seluruh anak lalu dikumpulkan di dalam masjid yang ada di dalam kompleks panti.

Pak Yusuf mempersilakan saya untuk berbicara di depan anak-anak yang duduk melingkar. Kepada mereka, saya bilang bahwa kami ingin berbagi kebahagiaan karena Nisa ulang tahun. Kami sampaikan pula bahwa Nisa ingin mempunyai adik. Karena itu kami minta anak-anak mendoakan agar Nisa diberi Allah seorang adik.

Tentu saja saya juga minta doa agar kami sekeluarga mendapat keselamatan dan kebahagiaan dunia-akhirat, diberi keluasan rizki agar bisa bersedekah lebih banyak lagi, dan juga diberi kemampuan dan kesempatan berangkat haji.
Nisa bersalaman dg anak2 panti

Kemudian Pak Yusuf mulai memanjatkan doa yang intinya semoga Allah mengabulkan apa yang menjadi hajat/harapan kami. Lalu anak-anak mengamini. Pak Yusuf juga beberapa kali membaca Alfatihah diikuti anak-anak yang rata-rata masih berusia SD itu. Kalau tidak salah sampai 7 kali anak-anak baca Alfatihah. Kemudian diakhiri dengan doa yang cukup panjang yang dipanjatkan Pak Yusuf.

Hari demi hari berlalu. Tak terasa sudah memasuki bulan Maret. Saat itu istri saya terlambat haid cukup lama, lebih lama dari biasanya. Hati saya sudah berdoa kenceng mudah-mudahan kali ini Allah mengijabahi doa kami. Dan feeling saya mengatakan, kali ini istri saya kemungkinan besar sedang hamil. Namun saya tidak bilang dengan istri.

Lalu suatu pagi, saat azan Subuh berkumandang, istri saya mendatangi saya yang baru membuka mata. Dia membawa test-pack yang menunjukkan dua strip. “Bunda hamil,” katanya dengan mata berbinar. “Ini dua strip. Nanti malam periksa ke dokter ya.”

Lalu kami pun sujud syukur.  Malamnya kami periksa ke dokter dan saat itu memang istri saya hamil dua bulan. Alhamdulillah. 

Kami menyimpulkan, doa anak-anak panti asuhan memang manjur. Doa yang dipanjatkan anak-anak tanpa dosa itu berpeluang lebih besar untuk menembus langit. Doa mereka lebih mudah didengar dan dikabulkan oleh Allah dibandingkan mungkin dengan doa kita yang sudah banyak dosa ini.

Karena kami sudah shalat malam, memperbanyak shalat sunnah, memperbanyak sedekah, memperbanyak doa, ternyata belum juga tembus. Mungkin karena diri kami yang belum bersih dan masih banyak dosa. Namun begitu doa itu dipanjatkan anak-anak panti, subhanallah, Allah langsung menjawabnya.

Bagi Anda yang ingin silaturahmi ke panti asuhan Yusufiyah, silakan kontak dahulu pengasuhnya, Bu Yusuf di 081327593841. Kebetulan juga Bu Yusuf ini seorang penghafal Alquran sehingga lisan/mulut beliau terjaga dari perkataan yang tidak baik. Anak-anak kandung beliau juga menjadi penghafal Alquran.

Menurut dokter, anak kedua saya insya Allah lahir pada akhir bulan Oktober, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Karena itu kami mohon doa kepada Anda agar anak kami nantinya lahir dengan selamat, sehat, mudah, lancar. Demikian pula istri saya juga sehat, selamat. Amin.(***)

Minggu, 16 September 2012

Tetap Bisa Hamil Meski Rahim Diangkat


 
Rahim diangkat tapi bisa hamil? Masa sih? Itulah kenyataannya. Itulah yang dialami  Eli Siti Khoeriyah dari Banjarsari, Ciamis, Jawa Barat. Rahimnya diangkat dokter di usia 29 tahun. 

Logika manusia mengatakan, dia tidak akan mungkin hamil. Namun dengan kekuasaan Allah, dia bisa hamil.

Berikut kisahnya yg dimuat di majalah Ummi. Tulisan aslinya bisa dilihat di http://ummi-online.com/berita-82-allah-tumbuhkan-lagi-rahim.html.

 Allah Tumbuhkan Lagi Rahim Untukku

Apa jadinya bila wanita terpaksa harus kehilangan rahimnya? Kenyataan pahit ini saya alami sendiri. Dokter kandungan memutuskan untuk mengangkat rahim saya karena myoma yang bersarang di dalamnya. Saya langsung limbung, pikiran mendadak linglung. Saya tak sanggup membayangkan harus kehilangan mahkota saya di usia 29 tahun. 

Hingga suatu ketika, Allah menyadarkan saya lewat bencana tsunami Aceh pada Desember 2004. Saya terhenyak melihat kapal laut dengan berat berton-ton bisa terhempas dari laut ke daratan di tengah kota, dan banyaknya korban yang bergelimpangan akibat dahsyatnya terjangan tsunami. Allahu Akbar! Allahu ‘ala kulli syai’in qodiir!

Sejak kejadian itu, saya berpikir kenapa saya harus takut kehilangan rahim yang jelas-jelas ciptaan Allah? Bila memang sudah ketentuan-Nya rahim ini harus diangkat maka yang harus saya lakukan hanyalah ikhlas.

Akhirnya, di awal 2005 saya mantap menjalani operasi pengangkatan rahim. Sebelumnya, saya berusaha menyelesaikan semua pekerjaan saya. Sebab umur tidak ada yang tahu, kalau ajal menjemput saya pada saat operasi, setidaknya saya sudah menunaikan tanggung jawab saya.  

Tanpa terasa, sebulan pasca operasi berlalu. Saya jalani hari demi hari dengan penuh kepasrahan. Saya ikhlas ketika menyadari tak bisa lagi menstruasi. Pupusnya rencana memberi adik untuk anak semata wayang pun saya berusaha menerimanya dengan lapang hati. 

Tapi tak bisa dipungkiri, tanpa rahim di tubuh membuat saya merasa tak berharga di hadapan suami. Ketika saudara atau kerabat menanyakan kapan kemungkinan saya memiliki anak lagi, hati saya tertoreh. Wallahu 'alam, hanya itu yang bisa saya gumamkan.

Namun, diam-diam hati ini masih menyimpan harapan. Setiap usai shalat saya berdoa, “Ya Allah tak ada yang mustahil bagi-Mu untuk menyempurnakan kembali fisik hamba ini. Amin” Saya panjatkan doa itu sambil membayangkan tayangan tsunami Aceh di televisi yang memperlihatkan betapa mudahnya bagi Allah menciptakan dan menghancurkan sesuatu bila Dia telah berkehendak.

Dua bulan kemudian, sebuah keajaiban terjadi. Subhanallah, saya menstruasi! Langsung saja saya periksa ke dokter. Melihat kondisi saya, dokter heran. Sebab, darah yang keluar benar-benar darah haid. Padahal secara medis setelah rahim diangkat tidak mungkin lagi saya bisa menstruasi, apalagi hamil. Saya pulang dan bersyukur atas anugerah yang Allah berikan. Tak hentinya saya mengucap, “Wallahu‘ala kulli syai’in qodir.”

Saya lalui hari dengan penuh syukur, sampai suatu saat menstruasi saya tak kunjung datang lagi. Kekhawatiran muncul, apakah sudah saatnya saya benar-benar tidak subur seperti wanita lain? Saya kembali ke dokter dengan dag-dig-dug walau tetap pasrah apa pun yang terjadi. Tapi tahukah pembaca? Air mata ini seperti berebut keluar ketika mendengar diagnosa dokter, saya dinyatakan positif hamil! Subhanallah! Dari hasil USG terlihat rahim dan ovarium saya utuh kembali tanpa tanda-tanda pernah mengalami suatu penyakit. 

Allahu Akbar. Alhamdulillah, ya Rabb, tidak ada yang tidak mungkin bagi-Mu. Cinta-Mu selalu luar biasa untuk diri ini. 

Kisah ini saya munculkan untuk memberi motivasi kepada para istri yang rahimnya diangkat atau akan diangkat. Tak perlu terus menerus tenggelam dalam kesedihan. Cobalah meniru apa yang dilakukan oleh Ibu Eli ini.

Berdoa dan berbaik sangka kepada Allah. Sebab kata hadits: Allah itu mengikuti persangkaan hamba-Nya. Jadi kalau kita berprasangka bahwa Allah itu baik kepada kita maka Allah akan baik dengan kita. Sebaliknya kalau kita berburuk sangka kepada Allah bahwa Allah tidak sayang kepada kita, ya Allah nanti benar-benar tidak sayang kepada kita.

Ikhtiar ini tak akan berhasil tanpa dukungan suami. Bukankah Anda, para suami, juga mengharapkan kehadiran buah hati ini. Karena itu Anda para suami, juga haru mendukung usaha istri. Suami dan istri harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan tetap optimis. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bukankah Nabi Isa lahir tanpa seorang bapak. Dengan kekuasaan Allah, ibunda Maryam hamil tanpa ada suami. Kemudian lahirlah Nabi Isa.

[QS. Ali 'Imran:47]
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.

[QS. Ali 'Imran:59]
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah", maka jadilah dia.

Apalagi Anda yang punya suami. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Dia-lah yang Maha Menciptakan. Dia-lah yang Maha Penguasa. Dia-lah yang Maha Menghidupkan. Apabila Allah sudah berkehendak maka jadilah apa pun yang dikehendaki-Nya. Subhanallah...

[QS. Al Baqarah:117]
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.

[QS. An Nahl:40]
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia.

[QS. Yaasiin:82]
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

[QS. Al An'aam:73]
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

[QS. Al Mu'min:68]
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (***)

Jumat, 14 September 2012

Yuk Sedekah Biar Punya Anak (bag 1)


Bersedekah atau memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan sangat dianjurkan oleh agama Islam. Saat memberi itu, kita tidak dilarang untuk minta doa kepada orang yang kita beri. La wong kita tidak memberi apa-apa lalu minta didoakan saja boleh, apalagi ini kita sudah memberi. Yang penting saat memberinya hati kita ikhlas.

Lalu apa hubungannya sedekah dengan keinginan punya anak? Ternyata ada hubungannya. Jika Anda sudah berusaha ke sana ke mari agar istri hamil namun tidak juga hamil, tak ada salahnya mencoba bersedekah.

Kita sudah lelah dengan pengobatan dokter, kita sudah capek dengan pengobatan alternatif, mulut kita seolah sudah kering dalam memanjatkan doa, namun tak juga kita diberi momongan. Kalau dihitung secara materi, tak terhitung sudah berapa rupiah yang kita keluarkan untuk mewujudkan impian itu.

Baiklah, artikel ini merupakan testimoni, kesaksian, pengalaman mereka yang akhirnya istrinya hamil setelah melakukan sedekah. Adalah tetangga saya di Perum Griya Perwira Asri, Karangsentul, Purbalingga yang bernama Pak Ari. Dia sudah 7 tahun berumah tangga namun belum juga dikaruniai putra satu pun.

Sudah banyak dokter maupun pengobatan alternatif yang didatangi, termasuk sinse. Namun tak juga ada hasil. “Saya dan istri sampai bosan minum obat dari sinse selama beberapa bulan namun tak juga istri hamil. Akhirnya obat herbal itu tidak kami minum lagi,” katanya kepada saya, belum lama ini.

Sampai kemudian ada temannya yang menyarankan dia bersedekah di panti asuhan. Barangkali saja melalui sedekah itu doanya dikabulkan. Pak Ari lalu melakukan apa yang disarankan temannya. Dia datang ke Panti Asuhan Darul Istiqomah di Desa Babakan, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga untuk memberikan sebagian rizkinya.

Saat itu dia tidak mau mengisi buku tamu dan menolak memberikan identitas yang rinci kepada pengurus panti. “Sudahlah, itu tidak penting. Yang penting saya ingin sedekah sebagian rizki saya untuk panti sini,” tuturnya.

Pada kedatangan yang ketiga, kebetulan di situ sedang ada tamu juga sehingga terjadilah obrolan ringan antara dia, tamu dan pengasuh panti. Dari obrolan itu, identitas Pak Ari akhirnya diketahui. Sebab pengasuh panti mempunyai teman yang tinggal satu kompleks perumahan dengan Pak Ari. 

Ketika ditanya, putranya berapa? Pak Ari gelagapan. Dia tidak bisa langsung menjawab. “Saya belum punya putra,” jawabnya.

Pengasuh panti langsung tanggap. Tanpa diminta oleh Pak Ari, dia mengajak semua orang yang ada di situ bersama-sama mendoakan Pak Ari agar diberi momongan oleh Allah. Pak Ari pun mengamini doa yang cukup panjang dan spontanitas itu.

Subhanallah, doa yang dipanjatkan saat itu, rupanya dijawab oleh Allah. Tak sampai satu bulan berselang, istri Pak Ari ternyata positif hamil dua minggu. “Kami juga tidak mengira istri hamil. Karena istri saya biasanya haidnya mundur. Tapi ini kok mundurnya tidak seperti biasa. Akhirnya iseng-iseng kita pakai test-pack. Hasilnya positif. Kami periksa ke bidan, alhamdulillah, istri saya sudah hamil dua minggu,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Bagi Anda yang belum dikaruniai momongan, tidak ada salahnya bersedekah ke panti asuhan. Carilah panti asuhan yang terdekat di tempat tinggal Anda. Berikan sebagian rizki Anda untuk anak-anak panti. Dan tidak ada larangan dalam agama untuk minta anak-anak panti atau pengasuhnya memanjatkan doa khusus agar Anda diberi momongan. 

Bagaimana bila sekali belum ada hasilnya. Lakukan kunjungan berikutnya ke panti. Dalam kunjungan yang kedua itu insya Allah pengasuh panti sudah paham apa hajat Anda. Dengan ke panti hati Anda akan lunak melihat bagaimana kehidupan anak-anak di sana. 

Bahkan tak sedikit di antara tamu yang datang ke panti tak kuasa menahan air mata saat bersalaman dan mengelus-elus kepada anak-anak itu. Anda doakan mereka, mereka pun akan mendoakan Anda.  Doa anak-anak itu insya Allah lebih mudah menembus langit karena mereka masih polos dan belum banyak dosa. Silakan dicoba. Bismillah.(***)

Kamis, 13 September 2012

cara menghitung masa subur istri


"alhamdulillah, positif, bang..."
Salah satu kunci agar istri bisa hamil adalah mengetahui masa suburnya. Ibarat naik kendaraan, suami pun perlu tahu kapan harus memakai gigi 1, gigi 2, kapan pula harus menginjak gas pol, terkait waktu kapan waktu yang tepat untuk berhubungan dengan istri.

Kalau istri belum memasuki masa subur atau setelah masa subur, suami bisa memakai gigi 1,2, atau 3. Namun begitu istri memasuki masa subur, suami harus langsung tancap gas pakai gigi 4. Wuzzzz....

Maksudnya, saat masa subur itu, usahakan suami  berhubungan dengan istri setiap hari atau sesering mungkin. Untuk itu suami maupun istri perlu juga mempersiapkan fisik. Jangan sampai saat masa subur malah letoy karena rutinitas pekerjaan di kantor atau di rumah.

Untuk mengetahui dan menghitung masa subur dapat dengan berbagai cara. Cara yang paling populer adalah dengan cara memperhatikan:
  1. Perubahan pada lendir servik
  2. Perubahan pada suhu basal tubuh.
  3. Perubahan periode menstruasi
Perubahan Lendir Servik
Menghitung masa subur wanita dengan cara memperhatikan perubahan lendir servik dapat dilakukan dengan merasakan perubahan rasa pada vulva dari hari pagi hingga malam hari dan memperhatikan langsung lendir pada jam-jam tertentu lalu dicatat di malam harinya. Memeriksa lendir servik dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Lendir servik pada masa subur seperti daun pakis.
Namun cara menghitung masa subur dengan perubahan lendir servik memang agak lebih rumit dan juga cara ini juga tidak jelas dengan adanya cairan infeksi vagina, spermisida dan sperma.

Perubahan Suhu Basal Tubuh
Menghitung masa subur / ovulasi dapat mengukur perubahan suhu basal tubuh. Suhu basal tubuh adalah suhu paling rendah tubuh kita selama istirahat atau dalam keadaan tertidur. Mengukur suhu basal biasanya dilakukan di pagi hari. Begitu bangun tidur,  langsung pakai termometer, jangan sampai melakukan aktifitas lainnya.

Meningkatnya suhu basal tubuh pada masa subur dikarenakan peningkatan hormon progesteron. Pengukuran suhu basal tubuh delakukan dengan alat termometer basal. Termometer basal ini biasanya dilakukan secara oral (pada mulut) , melalui dubur atau per vagina dan termometer diletakkan selama 5 menit. Peningkatan suhu basal tubuh pada masa subur biasanya sekitar 0,2-0,5 derajat Celcius, dimulai 1-2 hari setelah ovulasi.

  
Perubahan Periode Menstruasi
Cara menghitung masa subur melalui metode periode menstruasi adalah Metode yang paling terkenal dan lebih praktis di banding cara-cara sebelumnya dan efektif apabila bagi wanita yang memiliki siklus menstruasinya normal (21-35 hari). Sel telur keluar pada pertengahan siklus menstuasi, sekitar hari ke 14 sampai ke 16 dihitung dari hari pertama menstruasi. Pendapat ahli lainnya berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan dr. Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 hingga 16 hari sebelum menstruasi berikutnya.

Rumus menghitung masa subur 

Siklus haid teratur:
Wanita yang memiliki haid teratur (28 hari), pertengahan siklusnya hari ke-14 (28:2). Ingat perhitungannya semenjak hari haid pertama, bukan hari selesai haid. Berarti masa suburnya 3 hari sebelum hari ke-14, yaitu hari ke-11 (14-3=11) dan 3 hari setelah hari ke- 14, yaitu hari ke-17 (14+3=17). Jadi, masa subur berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-17 (selama 7 hari) dari siklus haid wanita normal.
Ahli lain berbendapat bahwa menghitung masa subur hanya selama lima hari yaitu 2 hari sebelum hari ke-14 dan 2 hari setelah hari ke-14 atau dari hari ke12 hingga hari ke-16 dari periode haid.

Bila siklus haid tidak teratur :
Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya. Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Rumusnya:
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

Contoh suatu kasus:
Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya). Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid.

Nah, para istri, sekarang ambil kertas dan pena. Tulis kapan kira-kira masa subur Anda dengan menggunakan rumus-rumus di atas tadi. Sedangkan para suami, bantulah istri menghitung kapan masa suburnya, jika mereka tidak membaca artikel ini.

Biar mudah, berilah tanda khusus pada kalender sehingga bisa saling mengingatkan kapan Anda berdua harus berhubungan. Selamat berusaha. Tapi jangan lupa, tetap berdoa ya.(***)