Rabu, 21 Agustus 2013

Sperma Nol Tetap Bisa Membuahi Istri




SUDAH menikah sekian tahun belum juga dikarunia momongan? Dan sudah periksa ke laborat ternyata karena sperma suami nol alias tidak ada spermatozoa dalam cairan spermanya? Sedangkan istri dinyatakan sehat.

Jika seperti ini, istri jangan langsung menyalahkan suami. “Ini gara-gara Mas sehingga kita tidak bisa punya anak. Coba kalau Mas sehat, tentu kita sudah punya anak sekarang. Anak kita mungkin sekarang sudah sekolah di TK.”

Jangan seperti itu ya Mbak. Perkataan seperti itu sangat menyakitkan hati suami. Sebab suami juga sama seperti istri yang menginginkan anak. Perkataan itu hanya membuat suami down. Lebih baik istri mendukung suami untuk mencari solusi atas permasalahan itu.

Karena sperma nol bukanlah akhir dari segala-galanya. Meski hasil laborat menyatakan seperti itu, bukan berarti tidak ada solusi. Cobalah untuk ke alternatif: pijat/urut. Sebab bisa jadi sperma nol karena terjadi sumbatan pada saluran yang terkait dengn proses pembuatan sperma.

Hal ini dialami oleh saudaranya Direktur RSUD dr Gutheng Tarunadibrata, dr Nonot Mulyono. “Dia sudah 12 tahun menikah dan sekarang istrinya sedang hamil. Selama belasan tahun itu suaminya dinyatakan sperma nol sehingga tidak bisa membuahi istri,” kata Nonot kepada saya, suatu hari.

Mereka sudah memeriksakan diri ke dokter dan melakukan apa saja yang disarankan oleh medis. Namun ternyata ikhtiar itu belum jodoh. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yang punya keahlian pijat/urut.

Setelah dideteksi, orang itu bilang kalau ada sumbatan pada salah satu saluran yang memproduksi sperma. Itulah mengapa ketika ejakulasi tidak ada sperma yang keluar yang bisa membuahi istri. Ada cairan yang keluar tetapi tidak mengandung spermatozoa.


Si suami kemudian diterapi pijat di titik-titik yang terkait dengan saluran itu. Setelah sekian kali pijat, saluran itu bisa terbuka kembali sehingga proses pembentukan spermazoa bisa berjalan normal. Dan akhirnya dia bisa membuahi istrinya.

Jadi kalau suami dinyatakan oleh dokter, sperma nol, jangan putus asa. Silakan coba ikhtiar pijat.  Kalau di satu tempat pijat belum jodoh, ya coba tempat pijat yang lain. Cari pijat yang khusus berkaitan dengan kehamilan. Jangan pijat lain-lain ya. he..he.. Dan jangan lupa tetap berdoa.***

Hubungan Antara Amal Kebaikan dan Kelahiran




APA sih hubungannya antara amal kebaikan dan kelahiran? Nampaknya tidak ada hubungannya secara langsung. Tetapi bagi seorang suami yang sedang menunggu kelahiran anaknya, dua perkara ini bisa mempunyai hubungan yang erat.

Selama istri hamil, atau malah sebelum istri hamil, suami perlu melakukan suatu amal kebaikan yang berkualitas. Karena amal itu bisa dipakai pada saat proses kelahiran agar istri diberi kelahiran yang mudah oleh Allah. 

Istri mudah melahirkan dan anak lahir dengan sehat dan sempurna. Pengalaman saya saat istri melahirkan anak pertama, sungguh tidak bisa terlupakan. Saat kelahiran itu saya jauh dari orang tua/mertua dan saudara. Kami beda kota.

Waktu anak pertama saya mau lahir, saya cemas bukan kepalang. Karena ketuban pecah dan keluar berwarna keruh kehijauan. Dokter bilang, harus ada tindakan bila tidak segera ada tanda-tanda mau melahirkan. Sebab si bayi bisa keracunan di dalam kandungan.

Istri melahirkan di RS Ibu dan Anak (RSIA) Ummu Hani di Jalan DI Panjaitan, Purbalingga. Saat itu istri ditangani bidan dan perawat. Oleh mereka, atas petunjuk dokter, istri dipasangi oksigen. Nafas istri tersengal-sengal. Dia terus menerus mengucapkan lafal Allah.

Saya panik melihat istri seperti itu. Apalagi air ketuban berwarna keruh terus saja keluar.  Saya tinggalkan istri. Saya masuk kamar. Saya sholat sunnah 2 rokaat. Setelah itu saya berdoa menangis minta keselamatan istri dan calon anak saya. 

Bagaimana saya tidak panik. Saya menunggu kehamilan anak pertama itu sudah hampir 7 tahun. Saya tidak bisa membayangkan bila harus kehilangan anak itu atau kehilangan istri tercinta.

Ketika berdoa dan menangis itu, saya teringat kisah teladan ttg 3 orang yang  terperangkap gua. Setiap orang berdoa kepada Allah dengan menceritakan amal kebaikannya yang paling utama dan berharap Allah membukakan goa yang tertutup batu besar.

Ketika itu saya mencoba mengingat-ingat amal apa yang paling utama yang pernah saya lakukan. Saya teringat, selama saya SMA, kuliah, bahkan setelah kerja, saya meluangkan waktu mengajar anak2 mengaji, baik di rumah maupun di masjid.

Amal itulah yang saya sampaikan kepada Allah. “Ya Allah, hamba melakukan semua amal itu semata-mata mengharap rida-Mu. Bila Engkau rida dengan apa yang sudah hamba lakukan selama itu ya Allah, selamatkan istri dan anak hamba. Berilah kemudahan dalam proses kelahirannya…” doaku saat itu.

Setelah doa dirasa cukup, saya segera berlari lagi mendampingi istri yang masih mengerang-erang di ruang bersalin. Ternyata proses persalinan kurang berjalan lancar. Sebab anak saya terlilit usus (berkalung usus ibunya).

Saya melihat keadaan anak saya karena saya memegangi pundak istri dari belakang, membantu mengangkat punggungnya ketika disuruh bidan. Saat diangkat keluar, rupanya anak saya terlilit 1 lilitan di leher dan 2 lilitan usus di bagian kaki.

Dan saat dilepaskan dari lilitan usus, anak saya tidak menangis. Nampaknya ada air ketuban yang masuk mulutnya. Dia segera diletakkan di bed sebelah istri dan segera dikerubuti bidan dan perawat yang lain. Tak berapa lama, terdengar tangis anakku meski tidak terlalu keras.

Saya langsung sujud syukur di situ. Kupeluk istriku yang masih bermandikan peluh. Kami menangis bahagia. Alhamdulillah… terima kasih ya Allah atas karunia-Mu yang besar ini.
………………….
Nah, dari pengalaman tadi, baik suami atau istri, perlu sedari awal, sedari sekarang, ayo lakukan amal utama. Amal ini bisa menjadi wasilah/penolong kita di saat genting, di saat ada pertaruhan nyawa, pertaruhan hidup dan mati.(***)

Minggu, 31 Maret 2013

Jatuh Saat Hamil, Berbahayakah?




Bagi Anda yang saat ini sedang hamil dan suatu saat Anda jatuh, entah jatuh di dalam rumah akibat terpeleset atau jatuh dari kendaraan, maka sebaiknya berhati-hati. Demi buah hati Anda, saya menyarankan lebih baik di hari itu juga memeriksakan diri ke bidan atau dokter kandungan Anda.

Karena pembantu rumah tangga (PRT) saya, kehilangan calon anak ke tiga karena dia jatuh saat hamil. Dia jatuh saat naik sepeda ontel karena diserempet sepeda motor. Saat itu sudah usia kandungan tua.

Setelah terjatuh, dia tidak segera memeriksakan diri ke dokter. Padahal dia tidak merasakan lagi gerakan janinnya. Hingga beberapa minggu kemudian saat dia periksa ke dokter, ternyata janinnya tidak berkembang dan sudah tidak bernyawa. Akhirnya dia dikuret.

Menurut dokter, posisi jatuh ibu hamil menentukan dampaknya pada janin. Karenanya, ibu hamil jangan sampai jatuh. Pergeseran titik berat tubuh menyebabkan ibu hamil sering kehilangan keseimbangan tubuhnya. Jadi, tak heran bila ibu hamil cenderung mudah terjatuh.

Apakah jatuh bisa membahayakan ibu dan janin? Ya. Bagaimana dampaknya terhadap janin, tergantung posisi jatuh si ibu.  

Jatuh terlentang: tidak menyebabkan janin Anda berbenturan langsung dengan permukaan tanah. Namun, stres, kaget, atau syok yang Anda alami dapat memicu produksi hormon yang merangsang terjadinya kontraksi. Akibatnya, janin berisiko lahir prematur.

Jatuh tengkurap: lebih berbahaya daripada jatuh telentang. Sebab, yang pertama kali terbentur adalah janin Anda. Jatuh yang langsung mengenai rahim dapat menyebabkan plasenta terlepas (solutio placenta). Bila  kasusnya ringan, janin dapat diselematkan. Namun bila lewat USG terlihat banyak bagian plasenta yang lepas, dokter biasanya akan mengakhiri kehamilan.

Jatuh terduduk: bisa menyebabkan poros tulang belakang ibu mengalami benturan keras. Beban tubuh ibu yang tiba-tiba bertumpu pada tulang belakang dapat menyebabkan hal yang sama seperti bila jatuh telentang. Namun, bila ibu jatuh terduduk pada usia kehamilan lanjut, dapat berisiko kantung ketuban robek, sehingga memicu kelahiran lebih awal.

Apa yang sebaiknya dilakukan setelah terjatuh? Jangan langsung panik! Tenangkan diri Anda dengan tarik napas dalam beberapa kali.

Segera amati kehamilan setelah Anda jatuh.

1. Terjadi Perdarahan atau tidak
Meski hanya flek saja, Ibu tetap waspada. Segera periksa ke DSOG untuk memeriksa kondisi janin! Kalau sekadar flek, pemeriksaan bisa dilakukan dokter yang biasa menangani. Namun, jika terjadi perdarahan hebat, BuMil segera dibawa ke UGD RS terdekat!  

2. Ketuban Pecah atau tidak

Jika merasa air ketuban mengalir, segera konsultasikan ke dokter. Tujuannya, agar air ketuban ini mengalirnya tidak bertambah banyak yang dapat menyebabkan timbulnya kontraksi, persalinan prematur, dan infeksi pada bayi.

3. Masih ada gerakan janin atau tidak
Coba pantau gerak janin setiap jamnya. Apakah bayi itu bergerak setiap per jamnya atau tidak? Bahkan jika selama beberapa jam saja, janinnya tidak bergerak, Anda segera ke dokter kandungan untuk melihat gerakan bayi lewat USG!

4. Terjadi kontraksi atau tidak.
Istilah kontraksi adalah pergerakan otot rahim secara simultan sehingga dinding rahim terasa rileks dan mengeras secara bergantian. Biasanya, awam menyebutnya mules atau melilit berlebihan. Nah, umumnya kontraksi ini timbulnya menjelang persalinan dan tidak boleh timbul sebelum waktunya karena dapat menyebabkan persalinan prematur.

Kapan harus segera ke dokter?

·         Bila jatuh tengkurap, lalu Anda mengalami kontraksi dan nyeri yang hebat, perdarahan hebat, dan perut terasa kencang.
·         Bila jatuh terduduk, lalu Anda mengalami rasa nyeri hebat, terutama pada poros tulang belakang, dan gerakan janin menghilang.
·         Bila Anda mengalami pusing hebat akibat benturan di kepala saat terjatuh.
·         Janin tak bergerak setelah jatuh.

Dengan Anda segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter, berarti Anda sayang dengan calon bayi Anda. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati, lebih baik jaga-jaga daripada menyesal di kemudian hari.(***)

Minggu, 06 Januari 2013

Ingin Hamil? Berdoalah Saat Hujan


Apa hubungannya antara keinginan Anda untuk hamil dan hujan? Apakah Anda perlu berhujan-hujan kalau ingin hamil? Atau memperbanyak hubungan suami-istri saat hujan? Atau malah menghindari hubungan saat hujan karena setelah itu malah masuk angin karena harus mandi junub dengan air dingin.

Bukan seperti itu yang saya maksud. Dalam tulisan ini saya ingin sharing tentang pengalaman pribadi saya saat menunggu kehadiran buah hati, baik anak pertama maupun anak kedua. 

Saat saya masih kuliah di UGM Yogyakarta, saya ikut dalam satu pengajian. Di situ saya mendapat ilmu bahwa berdoa saat hujan turun itu akan menjadikan doa kita mustajab atau mudah dikabulkan Allah.
Dalilnya adalah:

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
 Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : Bertemunya dua pasukan,  Menjelang shalat dilaksanakan, dan Saat hujan turun.”

Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
 Dua do’a yang tidak akan ditolak: do’a ketika adzan dan  do’a ketika ketika turunnya hujan.

Sebuah dalil yang lain menyebutkan:
“Hiruplah aroma hujan, dan berdoalah kepada Allah sesukamu, karena pada saat hujan, doa-doa tidak tertolak.”

Nah, saat saya ingin mempunyai anak itu, saya panjatkan doa yang khusyu saat hujan turun dengan lebatnya.

Saya ingat betul, waktu saya pulang kerja naik sepeda motor, hujan turun dengan lebatnya. Sangat lebat. Sambil naik motor dan kehujanan itulah, saya panjatkan doa minta agar diberi anak, diberi momongan, diberi keturunan. 

Saya ucapkan doa dengan suara yang bisa saya dengar. Jadi bukan berdoa dalam hati atau dengan suara lirih. Doa saya ucapkan seperti saat saya bercakap-cakap dengan orang lain.

Saat mengucapkan doa itu saya merasa seperti sedang mengucapkannya langsung di depan Allah. Saya tengadahkan wajah saya sambil memandang langit yang tertutup awan gelap. Terpaan air hujan saya biarkan membasahi sebagian wajahku yang tidak tertutup kaca helm.

Sambil tetap motor jalan, tentunya tidak ngebut, saya panjatkan terus doa itu berulang-ulang sampai air mata mengalir. Saya berdoa sambil menangis sampai terguguk-guguk, seperti seorang rakyat jelata yang mengemis memohon belas kasihan di depan sang raja.

Dan setelah doa itu terucap semua, dada ini rasanya lapang. Tidak ada lagi sesuatu yang mengganjal di hati. Sehingga sampai di rumah, terasa ringan meski basah karena hujan. 

Hal ini tidak hanya saya lakukan sekali. Di saat naik motor, kehujanan, saya panjatkan doa yang sama. Terkadang saya bisa menangis saat berdoa itu, terkadang juga tidak. Tidak masalah. Yang penting saya berdoa, berdoa dan berdoa.

Dan alhamdulillah, dengan doa yang saya panjatkan saat hujan itu, Allah mengabulkannya. Saya diberi amanah 2 anak: anak pertama perempuan, anak kedua laki-laki.

Tetapi tentunya ikhtiarnya bukan hanya doa saat hujan. Masih ada ikhtiar yang lain seperti yang sudah saya tulis dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya dalam blog ini. Kalau kemudian Anda bertanya, waktu hujan deras, saya tidak di atas motor, saya ada di rumah, atau saya pakai mobil. Bagaimana baiknya?

Kalau kondisinya seperti itu, tetap saja berdoa. Tidak masalah Anda berdoa sambil berada di dalam mobil. Pandangi langit. Pandangi hujan yang turun dengan lebatnya itu. Panjatkan doa dengan khusyu.

Demikian pula jika Anda di rumah. Keluarlah ke teras depan atau belakang rumah. Pandangi langit dan hujan yang sedang turun. Panjatkan doa. Ulang-ulangilah doa itu sampai Anda bisa merasakan bahwa doa itu tidak hanya keluar dari mulut namun juga dari hati. Saat itulah tanpa terasa air mata akan meleleh.(***)