Rabu, 21 Agustus 2013

Cara Praktis Menghitung Masa Subur Istri

Bagi pasangan yang ingin mempunyai anak tentu sangat ingin mengetahui kapan masa subur istri. Sebab pada saat masa subur itu, mereka akan "bertempur habis-habisan sampai titik darah penghabisan".

Kalau perlu, hubungan suami-istri dilakukan seperti minum obat, yaitu 3 kali sehari. Pagi-siang-malam. Wow !

Pengetahuan tentang masa subur istri ini juga perlu diketahui oleh pasangan yang ingin menunda atau men-setop kehamilan. Pada saat masa subur, mereka tidak berhubungan. Ketika sudah tidak berada dalam masa subur, mereka berhubungan lagi.

Dalam postingan saya yang lama sudah saya tulis teori bagaimana menghitung masa subur istri. Memang ada beberapa teori untuk mengetahui masa subur itu. Cukup ribet karena ada hitung-hitungannya.

Setelah saya jalan-jalan di google, saya ketemu dengan ibuhamil.com yang berisi cara menghitung masa subur istri dengan sangat praktis. Karena kita cukup mengisi tanggal di situ, tekan "hitung masa subur" maka akan keluar KALENDER CINTA.

Sangat  komplit penghitungannya. Ada masa subur, ada masa PALING SUBUR, bahkan ada hari perkiraan lahir (HPL) jika bulan berikutnya istri dinyatakan hamil

Juga tanggal-tanggal yang dimungkinkan Anda mendapat anak laki atau perempuan jika berhubungan. Tanggal-tanggal kurang subur. Pokoke komplit mas dan mbak bro.

Ini linknya. http://ibuhamil.com/kalkulator-masa-subur.php
Silakan dibuka dan diisi.

SELAMAT BERTEMPUR SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN !!!

Cara Menghitung Usia Kehamilan

Belum lama ini saya mendapat pertanyaan dari seorang kawan laki-laki melalui facebook. "Bagaimana cara mengetahui usia kehamilan? Dan apakah usia kehamilan bisa dihitung?"

Mendapat pertanyaan ini, saya bertanya dalam hati. Ini teman kayaknya belum pernah datang ke dokter kandungan. Karena kalau ke dokter kandungan memeriksakan kehamilan istri, pasti dokter akan memberitahu usia kandungan, kondisi janin, berat janin, dll.

Tak apalah bila ada pertanyaan seperti itu. Karena barangkali juga ada tipe-tipe suami yang enggan ikut masuk ke ruang dokter kandungan dengan alasan macam-macam. Namun dalam hati mereka sebenarnya penasaran juga dengan usia dan kondisi calon anaknya.

Ini ada tabel yang bisa diisi oleh suami atau istri yang ingin mengetahui usia kehamilannya. Juga bisa mengetahui kapan kira2 terjadi pembuahan sehingga istri sekarang hamil. Juga  bisa tahu kapan kira2 persalinan/kelahiran akan terjadi.

 Syaratnya Anda harus tahu kapan hari pertama istri haid yang terakhir.

Silakan diisi  tanggal, bulan, dan tahun dengan angka. untuk bulan tidak perlu ditambahi angka NOL. misalnya bulan Juni cukup ditulis 6. Jangan 06. Selamat menghitung.


Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT)
Tanggal (DD)
Bulan (MM)
Tahun (YYYY)
Lama Siklus Haid Rata-rata
Boleh tidak diisi
(22 - 45 hari)
*Umumnya 28 hari
Perkiraan Pembuahan
Perkiraan Usia Janin
Perkiraan Siap Dilahirkan
Perkiraan Tanggal Kelahiran
Trimester Pertama
Trimester Kedua
Trimester Ketiga
Mulai Senam Hamil

Tapi ingat ya, penghitungan yang akurat tetap mengacu pada keterangan dokter kandungan. Tabel ini hanya untuk pengetahuan saja. Meski hasilnya tidak jauh meleset dari keterangan dokter.

Sperma Nol Tetap Bisa Membuahi Istri




SUDAH menikah sekian tahun belum juga dikarunia momongan? Dan sudah periksa ke laborat ternyata karena sperma suami nol alias tidak ada spermatozoa dalam cairan spermanya? Sedangkan istri dinyatakan sehat.

Jika seperti ini, istri jangan langsung menyalahkan suami. “Ini gara-gara Mas sehingga kita tidak bisa punya anak. Coba kalau Mas sehat, tentu kita sudah punya anak sekarang. Anak kita mungkin sekarang sudah sekolah di TK.”

Jangan seperti itu ya Mbak. Perkataan seperti itu sangat menyakitkan hati suami. Sebab suami juga sama seperti istri yang menginginkan anak. Perkataan itu hanya membuat suami down. Lebih baik istri mendukung suami untuk mencari solusi atas permasalahan itu.

Karena sperma nol bukanlah akhir dari segala-galanya. Meski hasil laborat menyatakan seperti itu, bukan berarti tidak ada solusi. Cobalah untuk ke alternatif: pijat/urut. Sebab bisa jadi sperma nol karena terjadi sumbatan pada saluran yang terkait dengn proses pembuatan sperma.

Hal ini dialami oleh saudaranya Direktur RSUD dr Gutheng Tarunadibrata, dr Nonot Mulyono. “Dia sudah 12 tahun menikah dan sekarang istrinya sedang hamil. Selama belasan tahun itu suaminya dinyatakan sperma nol sehingga tidak bisa membuahi istri,” kata Nonot kepada saya, suatu hari.

Mereka sudah memeriksakan diri ke dokter dan melakukan apa saja yang disarankan oleh medis. Namun ternyata ikhtiar itu belum jodoh. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yang punya keahlian pijat/urut.

Setelah dideteksi, orang itu bilang kalau ada sumbatan pada salah satu saluran yang memproduksi sperma. Itulah mengapa ketika ejakulasi tidak ada sperma yang keluar yang bisa membuahi istri. Ada cairan yang keluar tetapi tidak mengandung spermatozoa.


Si suami kemudian diterapi pijat di titik-titik yang terkait dengan saluran itu. Setelah sekian kali pijat, saluran itu bisa terbuka kembali sehingga proses pembentukan spermazoa bisa berjalan normal. Dan akhirnya dia bisa membuahi istrinya.

Jadi kalau suami dinyatakan oleh dokter, sperma nol, jangan putus asa. Silakan coba ikhtiar pijat.  Kalau di satu tempat pijat belum jodoh, ya coba tempat pijat yang lain. Cari pijat yang khusus berkaitan dengan kehamilan. Jangan pijat lain-lain ya. he..he.. Dan jangan lupa tetap berdoa.***

Hubungan Antara Amal Kebaikan dan Kelahiran




APA sih hubungannya antara amal kebaikan dan kelahiran? Nampaknya tidak ada hubungannya secara langsung. Tetapi bagi seorang suami yang sedang menunggu kelahiran anaknya, dua perkara ini bisa mempunyai hubungan yang erat.

Selama istri hamil, atau malah sebelum istri hamil, suami perlu melakukan suatu amal kebaikan yang berkualitas. Karena amal itu bisa dipakai pada saat proses kelahiran agar istri diberi kelahiran yang mudah oleh Allah. 

Istri mudah melahirkan dan anak lahir dengan sehat dan sempurna. Pengalaman saya saat istri melahirkan anak pertama, sungguh tidak bisa terlupakan. Saat kelahiran itu saya jauh dari orang tua/mertua dan saudara. Kami beda kota.

Waktu anak pertama saya mau lahir, saya cemas bukan kepalang. Karena ketuban pecah dan keluar berwarna keruh kehijauan. Dokter bilang, harus ada tindakan bila tidak segera ada tanda-tanda mau melahirkan. Sebab si bayi bisa keracunan di dalam kandungan.

Istri melahirkan di RS Ibu dan Anak (RSIA) Ummu Hani di Jalan DI Panjaitan, Purbalingga. Saat itu istri ditangani bidan dan perawat. Oleh mereka, atas petunjuk dokter, istri dipasangi oksigen. Nafas istri tersengal-sengal. Dia terus menerus mengucapkan lafal Allah.

Saya panik melihat istri seperti itu. Apalagi air ketuban berwarna keruh terus saja keluar.  Saya tinggalkan istri. Saya masuk kamar. Saya sholat sunnah 2 rokaat. Setelah itu saya berdoa menangis minta keselamatan istri dan calon anak saya. 

Bagaimana saya tidak panik. Saya menunggu kehamilan anak pertama itu sudah hampir 7 tahun. Saya tidak bisa membayangkan bila harus kehilangan anak itu atau kehilangan istri tercinta.

Ketika berdoa dan menangis itu, saya teringat kisah teladan ttg 3 orang yang  terperangkap gua. Setiap orang berdoa kepada Allah dengan menceritakan amal kebaikannya yang paling utama dan berharap Allah membukakan goa yang tertutup batu besar.

Ketika itu saya mencoba mengingat-ingat amal apa yang paling utama yang pernah saya lakukan. Saya teringat, selama saya SMA, kuliah, bahkan setelah kerja, saya meluangkan waktu mengajar anak2 mengaji, baik di rumah maupun di masjid.

Amal itulah yang saya sampaikan kepada Allah. “Ya Allah, hamba melakukan semua amal itu semata-mata mengharap rida-Mu. Bila Engkau rida dengan apa yang sudah hamba lakukan selama itu ya Allah, selamatkan istri dan anak hamba. Berilah kemudahan dalam proses kelahirannya…” doaku saat itu.

Setelah doa dirasa cukup, saya segera berlari lagi mendampingi istri yang masih mengerang-erang di ruang bersalin. Ternyata proses persalinan kurang berjalan lancar. Sebab anak saya terlilit usus (berkalung usus ibunya).

Saya melihat keadaan anak saya karena saya memegangi pundak istri dari belakang, membantu mengangkat punggungnya ketika disuruh bidan. Saat diangkat keluar, rupanya anak saya terlilit 1 lilitan di leher dan 2 lilitan usus di bagian kaki.

Dan saat dilepaskan dari lilitan usus, anak saya tidak menangis. Nampaknya ada air ketuban yang masuk mulutnya. Dia segera diletakkan di bed sebelah istri dan segera dikerubuti bidan dan perawat yang lain. Tak berapa lama, terdengar tangis anakku meski tidak terlalu keras.

Saya langsung sujud syukur di situ. Kupeluk istriku yang masih bermandikan peluh. Kami menangis bahagia. Alhamdulillah… terima kasih ya Allah atas karunia-Mu yang besar ini.
………………….
Nah, dari pengalaman tadi, baik suami atau istri, perlu sedari awal, sedari sekarang, ayo lakukan amal utama. Amal ini bisa menjadi wasilah/penolong kita di saat genting, di saat ada pertaruhan nyawa, pertaruhan hidup dan mati.(***)